MAKALAH
TUGAS MIKROPROSESOR
Nama Penyusun:
NAMA: HENDRIKO
SETIAWAN
NIM : 5140411141
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYA KARTA
FAKULTAS INFORMASI TEKNOLOGI DAN BUDAYA
TAHUN 2014
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin,
segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah tentang
review perangkat yang termasuk rangkain
kombinasional atau sekuensial.
Dalam
penyusunan Makalah ini, penyusun memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
dan setelah saya menyelesaikan tugas. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan bimbingan
dan arahan sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini, dan teman-teman Universitas
Teknologi Yogyakarta yang selalu berdoa dan memberikan motivasi kepada penyusun.
Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun berharap Makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penyusun pada khusunya.
Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun berharap Makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penyusun pada khusunya.
Yogyakarta, 11 Maret 2015
Penuyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang moderen
ini, kita sering mendengar atau pun mengucapkan istilah teknologi informasi
yang secara tidak sadar kita pun sudah memakai atau pun menggunakannya dari
segala bidang apapun. Entah itu pekerjaan di kantor, pabrik, pertokoan, sarana
pendidikan di sekolah, tempat les, universitas,
sampai bidang pertanian pun kita sering menggunakannya.
Peran teknologi
informasi dalam kehidupan sehari-hari disamping dampak positif yang didapat,
pasti dampak negatifnya juga terasa oleh kita. Perkembangan teknologi informasi
yang sangat cepat di tahun terakhir ini yang mengakibatkan masyarakat menjadi
ketergantungan kepada modernisasi. Yang dikhawatirkan masyarakat lupa akan
kebudayaan dari nenek moyang aslinya. Karena sudah terkontaminasi oleh budaya
luar.
.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Electronic Fuel Injection?
2. Bagaimana
Prinsip Kerja EFI?
3. Komponen-komponen dasar EFI?
4. Macam-macam EFI?
5. Apa
kelebihan Electronic Fuel Injection?
6. Apa
kekurangan Electronic Fuel Injection?
7. Bagaimana
cara merawat Electronic Fuel Injection yang baik dan benar?
8. Tujuan
Pengaplikasian Sistem EFI ?
1.3 Tujuan
Tujuan dibentuknya makalah ini agar pembaca
dan kususnya penulis bisa mengetahui dan menambah pengetahuan tentang
electronic fuel injection.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Electronic Fuel Injection
Efi
adalah sisitem injeksi yang menggunakan elektronis atau sisitem injeksi
elektronis. Sistem ini langkah maju dari sistem karburator yang menggunakan
sistem injeksi mekanis. Eletronic
Fuel Injection (EFI) adalah teknologi pengontrolan penginjeksian bahan bakar
yang berkembang saat ini pada mesin bensin menggantikan karburator”. Sistem
bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan
untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah mulai
diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai
dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi
elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi kontinyu
(K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap
saluran masuk (intake manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang
lebih dikenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI), volume dan waktu
penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga
dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic Petrol Injection),
PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) dan Engine Management. Penggunaan
sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai
dikembangkan. Salah satu contohnya adalah pada salah satu tipe yang di produksi
Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra X 125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah
PGM-FI (Programmed Fuel Injection) atau sistem bahan bakar yang telah
terprogram. Secara umum, penggantian sistem bahan bakar konvensional ke sistem
EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan unjuk kerja dan tenaga mesin (power)
yang lebih baik, akselarasi yang lebih stabil pada setiap putaran mesin,
pemakaian bahan bakar yang ekonomis (iriit), dan menghasilkan kandungan racun
(emisi) gas buang yang lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap
lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan bahan bakar tipe injeksi
ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak digunakan, serta tidak
terpengaruh pada temperatur di lingkungannya. Sistem Electronic Fuel
Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh Toyota sejak tahun 1971, tahap-tahap
itu masih bertaraf percobaan. Baru pada tahun 1981 pertama kali diterapkan pada
mesin Toyota Crown. Sebelum itu beberapa mobil Eropa memang sudah menggunakan
cara injeksi bahan bakar. Namun cara yang digunakan berbeda dengan yang sekarang
sangat populer dengan istilah EFI. EFI yang dikendalikan oleh ECU (Electronic
Control Unit) - sangat membutuhkan campur tangan sistem elektronik. Secara
singkat dapat dijelaskan bahwa, di saat kaki pengemudi menekan pedal gas maka
sensor air flow meter, akan mengirimkan sinyal ke EFI-ECU. Setelah data
tersebut diolah, ECU memerintahkan agar injektor mengirimkan sejumlah bahan
bakar sesuai banyaknya udara yang dikirim lewat air flow meter. Air flow meter
adalah sebuah peralatan yang terletak pada tempat dimana dipasangkan
"karburator" pada mobil yang menggunakan karburator.
o EFI
multiport
Saat
ini yang banyak digunakan adalah cara kerja multi port, karena penyemprotan
yang langsung ke intake port. Untuk mendapatkan pembakaran yang paling ideal
maka dibutuhkan pertama campuran bahan bakar dan udara yang homogen dan kedua
saat pengapian yang tepat. Pada mesin mobil yang dilengkapi dengan EFI, bahan
bakar dan udara diatur sebaik-baiknya oleh perangkat elektronik yang dinamakan
Electronic Control Unit. Begitu kaki Anda menekan pedal gas, air flow meter
akan mengirimkan sinyal ke ECU. ECU akan mengelolah data kemudian
memerintahkan/mengatur berapa banyak bahan bakar yang perlu disemprotkan ke
depan intake port setiap silinder, dan sudah dalam bentuk kabut serta di
langkah isapnya mesin. Letak injektor yang tepat di depan saluran masuk ke
ruang bakar mesin, membuat bahan bakar dan udara yang sudah bercampur menjadi
homogen langsung terisap kedalam ruang bakar.
2. PRINSIP KERJA EFI
Istilah sistem injeksi bahan bakar (EFI) dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang menyalurkan bahan bakarnya dengan menggunakan pompa pada tekanan tertentu untuk mencampurnya dengan udara yang masuk ke ruang bakar. Pada sistem EFI dengan mesin berbahan bakar bensin, pada umumnya proses penginjeksian bahan bakar terjadi di bagian ujung intake manifold/manifold masuk sebelum inlet valve (katup/klep masuk). Pada saat inlet valve terbuka, yaitu pada langkah hisap, udara yang masuk ke ruang bakar sudah bercampur dengan bahan bakar. Secara ideal, sistem EFI harus dapat mensuplai sejumlah bahan bakar yang disemprotkan agar dapat bercampur dengan udara dalam perbandingan campuran yang tepat sesuai kondisi putaran dan beban mesin, kondisi suhu kerja mesin dan suhu atmosfir saat itu. Sistem harus dapat mensuplai jumlah bahan bakar yang bervariasi, agar perubahan kondisi operasi kerja mesin tersebut dapat dicapai dengan unjuk kerja mesin yang tetap optimal.
¨ Jumlah
aliran/massa udara yang masuk ke dalam silinder melalui intake manifold diukur
oleh sensor aliran udara (air flow sensor), kemudian bahan bakar
dicampur dengan udara oleh fuel injector.
¨ Fuel
injector terletak di dalam intake manifold di belakang intake valve. Injector
ini berupa solenoid elektrik yang dioperasikan oleh ECU. Kemudian data –data
lain tentang kondisi mesin akan informasikan ke ECU (Electronic Control Unit).
¨ ECU
menggunakan serangkaian sensor untuk menentukan oksigen intake, outtake
oksigen, tekanan manifold, kecepatan, tegangan, suhu dan posisi throttle untuk perhitungan
yang akurat jumlah bahan bakar yang
dibutuhkan
¨ ECU
akan memberi sinyal ke injector dengan mengubah-ubah injector ground circuit on
dan off bergantian.
¨ ECU
akan mengatur lama pembukaan injektor, sehingga bensin yang masuk ke dalam pipa
saluran masuk (intake manifold) melalui injektor telah terukur
jumlahnya. Bensin dan udara akan bercampur di dalam intake manifold dan
masuk ke dalam silinder pada saat langkah pemasukan. Campuran ideal siap
dibakar.
¨ Idealnya
untuk setiap 14,7 gram udara masuk diinjeksikan 1 gram bensin dan disesuaikan
dengan kondisi panas mesin dan udara sekitar serta beban kendaraan. Bensin
dengan tekanan tertentu (2-4 kali tekanan dalam sistem karburator) telah
dibangun oleh pompa bensin elektrik dalam sistem dan siap diinjeksikan melalui
injektor elektronik.
3. Komponen-komponen dasar EFI
Setiap
jenis atau model sepedamotor mempunyai desain masing-masing namun secara garis
besar terdapat komponen-komponen berikut.
1. ECU – Electrical
Control Unit
Pusat
pengolah data kondisi penggunaan mesin, mendapat masukkan/input dari
sensor-sensor mengolahnya kemudian memberi keluaran/output untuk saat dan
jumlah injeksi.
2. Fuel Pump
Menghasilkan
tekanan BBM yang siap diinjeksikan.
3. Pressure Regulator
Mengatur
kondisi tekanan BBM selalu tetap (55~60psi).
4. Temperature Sensor
Memberi
masukan ke ECU kondisi suhu mesin, kondisi mesin dingin membutuhkan BBM lebih
banyak.
5. Inlet Air Pressure
Sensor
Memberi
masukan ke ECU kondisi tekanan udara yang akan masuk ke mesin, udara bertekanan
(pada tipe sepedamotor ini hulu saluran masuk ada diantara dua lampu depan) O2
lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Atmospheric Pressure Sensor memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara lingkungan sekitar sepedamotor, pada dataran rendah (pantai) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Atmospheric Pressure Sensor memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara lingkungan sekitar sepedamotor, pada dataran rendah (pantai) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
6. Intlet Air
Temperature Sensor
Memberi
masukan ke ECU kondisi suhu udara yang akan masuk ke mesin, udara dingin O2
lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak
7. Crankshaft Sensor
Memberi
masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran mesin, putaran tinggi membutuhkan
buka INJECTOR yang lebih cepat.
8. Camshaft Sensor
Memberi
masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya langkah hisap yang membutuhkan buka
INJECTOR.
9. Throttle Sensor
Memberi
masukan ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran udara, bukaan besar
membutuhkan buka INJECTOR yang lebih lama.
10. Fuel Injector /
Injector
Gerbang
akhir dari BBM yang bertekanan, fungsi utama menyemprotkan BBM ke dalam mesin,
membuka dan menutup berdasarkan perintah dari ECU.
11. Speed Sensor
11. Speed Sensor
Memberi
masukan ke ECU kondisi kecepatan sepedamotor, memainkan gas di lampu merah
dibanding kecepatan 90km/jam, buka INJECTOR berbeda.
12. Vehicle-down Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi sepedamotor, jika motor
terjatuh dengan kondisi mesin hidup maka ECU akan menghentikan kerja FUEL PUMP,
IGNITION, INJECTOR, untuk keamanan dan keselamatan.
1.Sensor
Engine Control Temperature (ECT 2. Sensor Throttle Position Sensor (TPS) 3. Sensor Air Flow Meter (Sensor Udara Masuk) 4. Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP)
5. Sensor Sensor Gas Buang
6.
Sensor Putaran 7.
Sensor Knoking
4.MACAM MACAM SISTEM EFI
Sistem
EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan untuk megontrol
penginjeksian baan bakar yang sesuai. Besarnya udara yang dihisap siukur
langsung dengan tekanan udara dalam intake manifold (D-EFI sistem) atau dengan
airflow meter pada sistem L-EFI
1) Sistem D-EFI
(Manifold Pressure Control Type)
Sistem
D-EFI Mengukur Tekanan udara dalam intake manifold dan kemudian melakukan
perhitungan umlah udara yang masuk.Tetapi karena tekanan udara dan jumlah dalam
intake manifold tidak dalam konvensi yang tepat,sistem D-EFI tidak begitu
akurat dibandingkan dengan sistem L-EFI
2) Sistem L-EFI
Dalam
Sistem L-EFI, airflow meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir melalui
intake manifold. Airflow meter mengukur jumlah udara dengan sangat akurat,
aiatem L-EFI dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih tepat
dibandingkan sistem D-EFI.
5. Kelebihan Electronic
Fuel Injection
Beberapa
tahun terakhir ini, telah banyak pabrikan kendaraan mengaplikasikan
teknologi injeksi bahan bakar di setiap produknya. Beberapa produsen otomotif
memberi namanya macam-macam dan memberi kesan canggih, namun tetap bersistem
kerja injection. Lantas, apa kelebihan sistem ini jika dibandingkan dengan
karburator ?.Teknologi EFI (Electronic Fuel Injection) sebenarnya tidak dapat
dikatakan sebagai teknologi yang terbaru, karena teknologi ini sudah diterapkan
beberapa tahun lalu. Dan EFI sebenarnya baru diterapkan pada kendaraan keluaran
dasawarsa 1990-an. Penggunaan EFI saat itu masih
terbatas pada jenis sedan (passenger car). Baru di akhir 1990-an dan awal 2000,
kendaraan tipe minivan seperti Kijang atau SUV ikut mengadopsi. Pada era
sekarang istilah EFI mulai memperoleh saingan: PGM-FI, EPFI, ECFI, T-DIS,
VVT-i, i-VTEC, MIVEC, VANOS, Valvetronic, dan sebagainya.Istilah-istilah itu
kemudian diangkat oleh para pabrikan mobil sebagai salah satu nilai jual produk
mereka.
Teknologi EFI sebetulnya erat kaitannya dengan sistem manajemen engine (SME). Engine di sini bukan dalam arti mesin, terjemahan dari kata machinery, melainkan motor bakar. Di sinilah bahan bakar minyak (BBM) dicampur dengan udara untuk menghasilkan gaya gerak yang membuat mobil bisa melaju.SME muncul seiring dengan menipisnya persediaan bahan bakar minyak sehingga menuntut engine yang semakin efisien tanpa kehilangan kinerja yang dihasilkannya.Selain itu juga adanya tuntutan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup, terutama akibat polusi udara.Oleh karena tuntutan itu, para ahli engine di setiap perusahaan otomotif dan perusahaan konsultan rekayasa setiap hari berusaha menemukan cara meningkatkan efisiensi engine yang ada.Untuk mencapai tujuan itu, para pabrikan berlomba-lomba mencari dan menerapkan banyak teknologi baru. Mulai dari peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk mendesain engine, pencarian dan penggunaan material baru, terobosan dalam proses produksi, dan yang terpenting, campur tangan kontrol elektronik dan komputer untuk mengatur kinerja engine dan peralatan pendukungnya.Engine yang ideal membakar jumlah bahan bakar sesuai dengan kebutuhan serta menyalakan busi pada saat yang tepat sesuai dengan kondisi operasi. Dari sini didapatkan efisiensi pemakaian bahan bakar yang optimal pada setiap kondisi operasi dari engine. Kondisi ini akan menghasilkan emisi gas buang lebih baik.Sebelum muncul sistem EFI, untuk mencampur bahan bakar dengan udara digunakan karburator. Dalam karburator ini bahan bakar dikabutkan sebagai akibat dari isapan vakum dari venturi. Proses ini mirip semprotan obat nyamuk bertipe pompa. Namun, sebagai alat yang murni mekanikal, karburator punya keterbatasan sehingga hanya efektif pada daerah operasi tertentu. Sehingga karburator dirancang efektif untuk engine putaran tinggi alias mobil sport. Jadi, tidak cocok untuk dipasang pada mobil minivan yang lebih mementingkan torsi dan tenaga di putaran bawah dan menengah.Begitupun dengan sistem pengapian, arus listrik dari ignition coil disalurkan ke masing-masing busi melalui distributor. Di sini terdapat mekanisme untuk memajukan atau memundurkan waktu pengapian agar sesuai dengan kondisi engine, yang merupakan gabungan dari vacuum advancer dan centrifugal advancer. Namun, sebagaimana karburator, sistem distributor konvensional ini juga punya keterbatasan, karena hanya optimum pada daerah operasi yang terbatas sesuai dengan karakteristik engine. Mengingat keterbatasan sistem mekanis itu, para perekayasa berusaha menggabungkan sistem mekanis dengan kontrol elektronik. Gunanya agar diperoleh fleksibilitas yang lebih dalam daerah operasinya sehingga menghasilkan engine dengan kinerja optimum dalam daerah operasi yang lebih luas. Lahirlah apa yang disebut SME tadi.SME kemudian menjadi perlengkapan wajib bagi mobil-mobil modern. Karena merupakan komponen penting, para pabrikan membungkusnya dalam nama yang berbeda dari pabrikan lain. Toyota dan Daihatsu memberi nama Electronic Fuel Injection alias EFI, sedangkan nama Bosch Motro-nic dipakai oleh BMW dan Peugeot.
Teknologi EFI sebetulnya erat kaitannya dengan sistem manajemen engine (SME). Engine di sini bukan dalam arti mesin, terjemahan dari kata machinery, melainkan motor bakar. Di sinilah bahan bakar minyak (BBM) dicampur dengan udara untuk menghasilkan gaya gerak yang membuat mobil bisa melaju.SME muncul seiring dengan menipisnya persediaan bahan bakar minyak sehingga menuntut engine yang semakin efisien tanpa kehilangan kinerja yang dihasilkannya.Selain itu juga adanya tuntutan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup, terutama akibat polusi udara.Oleh karena tuntutan itu, para ahli engine di setiap perusahaan otomotif dan perusahaan konsultan rekayasa setiap hari berusaha menemukan cara meningkatkan efisiensi engine yang ada.Untuk mencapai tujuan itu, para pabrikan berlomba-lomba mencari dan menerapkan banyak teknologi baru. Mulai dari peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk mendesain engine, pencarian dan penggunaan material baru, terobosan dalam proses produksi, dan yang terpenting, campur tangan kontrol elektronik dan komputer untuk mengatur kinerja engine dan peralatan pendukungnya.Engine yang ideal membakar jumlah bahan bakar sesuai dengan kebutuhan serta menyalakan busi pada saat yang tepat sesuai dengan kondisi operasi. Dari sini didapatkan efisiensi pemakaian bahan bakar yang optimal pada setiap kondisi operasi dari engine. Kondisi ini akan menghasilkan emisi gas buang lebih baik.Sebelum muncul sistem EFI, untuk mencampur bahan bakar dengan udara digunakan karburator. Dalam karburator ini bahan bakar dikabutkan sebagai akibat dari isapan vakum dari venturi. Proses ini mirip semprotan obat nyamuk bertipe pompa. Namun, sebagai alat yang murni mekanikal, karburator punya keterbatasan sehingga hanya efektif pada daerah operasi tertentu. Sehingga karburator dirancang efektif untuk engine putaran tinggi alias mobil sport. Jadi, tidak cocok untuk dipasang pada mobil minivan yang lebih mementingkan torsi dan tenaga di putaran bawah dan menengah.Begitupun dengan sistem pengapian, arus listrik dari ignition coil disalurkan ke masing-masing busi melalui distributor. Di sini terdapat mekanisme untuk memajukan atau memundurkan waktu pengapian agar sesuai dengan kondisi engine, yang merupakan gabungan dari vacuum advancer dan centrifugal advancer. Namun, sebagaimana karburator, sistem distributor konvensional ini juga punya keterbatasan, karena hanya optimum pada daerah operasi yang terbatas sesuai dengan karakteristik engine. Mengingat keterbatasan sistem mekanis itu, para perekayasa berusaha menggabungkan sistem mekanis dengan kontrol elektronik. Gunanya agar diperoleh fleksibilitas yang lebih dalam daerah operasinya sehingga menghasilkan engine dengan kinerja optimum dalam daerah operasi yang lebih luas. Lahirlah apa yang disebut SME tadi.SME kemudian menjadi perlengkapan wajib bagi mobil-mobil modern. Karena merupakan komponen penting, para pabrikan membungkusnya dalam nama yang berbeda dari pabrikan lain. Toyota dan Daihatsu memberi nama Electronic Fuel Injection alias EFI, sedangkan nama Bosch Motro-nic dipakai oleh BMW dan Peugeot.
o Kelebihan
Motor injection
1. Campuran
udara dan bensin selalu akurat (perbandingan ideal) pada semua tingkat putaran
mesin.
Pada motor injeksi, volume penyemprotan bensin selalu akurat
karena dikontrol oleh ECU sesuai dengan masukan sensor-sensor yang bertebaran
di sekujur mesin. Seperti sensor rpm, jumlah udara masuk, posisi katup gas
hingga kondisi cuaca di sekitar mesin. Bahkan pada kondisi pengendaraan
tertentu seperti percepatan, deselerasi dan beban tinggi, ECU mampu mengontrol
perbandingan bensin dan udara tetap ideal. Kondisi ini memberikan keuntungan
tersendiri yaitu mengurangi emisi gas buang dan lebih hemat pemakaian bensin.
2. Hemat
bahan
bakar
Campuran udara dan bahan bakar di mesin injeksi yang selalu
akurat, membuat penggunana bahan bakar menjadi lebih efisien alias hemat.
3. Tarikan
lebih responsif
Pada tipe karburator, antara pengabut bensin (spuyer) dengan
silinder jaraknya agak jauh. Selain itu, perbedaan bobot berat jenis antara
bensin dan udara mengakibatkan volume udara yang masuk tidak imbang dengan
jumlah bensin yang dihisap. Sehingga tarikan menjadi kurang responsif.
Sedangkan motor injeksi menempatkan pengabut bensin (injektor) dekat silinder.
Saluran bensin yang menuju injektor bertekanan antara 2,5 s/d 3,0 kg/cm2 lebih
tinggi dari tekanan intake manifold. Berhubung diameter mulut injektor sangat
kecil, ketika sinyal listrik dari ECU mengaktifkan injektor maka bensin yang
menyembur berbentuk kabut. Saat katup gas dibuka, udara dan bensin menghasilkan
campuran yang homogen serta perbandingan yang ideal. Dibantu mutu api yang
bagus akan menghasilkan pembakaran sempurna. Hasilnya tarikan lebih responsif
sesuai perubahan katup gas.
4. Mesin
mudah dihidupkan tanpa dipengaruhi perubahan kondisi cuaca
Pada temperatur rendah (dingin), menghidupkan mesin berkarburator
dibutuhkan campuran lebih gemuk dengan menarik cuk. Cara manual ini tak lagi
diperlukan pada motor injeksi karena sudah dilengkapi sensor temperatur mesin
serta sensor temperatur udara masuk. Saat menghidupkan mesin (starting) dan kondisi
dingin, secara otomatis jumlah semprotan bensin ditambah. Sehingga mesin mudah
dihidupkan dalam kondisi apapun dan tidak terpengaruh kondisi cuaca.
5. Perawatan
mudah
Jika karbu ketika dibersihkan harus dibongkar sehingga membutuhkan
waktu lama, belum lagi resiko karena sering dibongkar sehingga beberapa
komponen jadi rentan aus,terutama skep pelampung. sedang untuk tipe motor yang
menggunakan injeksi rentan waktu perawatan lebih lama, cukup 10-15 ribu
kilometer sekali, itu pun cukup di semprotkan injector cleaner. bahkan jika
kualitas bengsin yang digunakan bagus, sebenarnya injeksi tidak perlu
diapa-apakan lagi. karena selain steril, juga telah dibackup dengan
filter halus sebelum masuk ke injector biar lebih aman.
6. Ramah
lingkungan
Di knalpot motor injeksi biasanya di lengkapi catalytics
converter (CC), sistem ini akan merubah zat zat hasil pembakaran yang
berbahaya menjadi zat yang lebih ramah ligkungan atau dengan menggunakan sistem
sensor O2.
6. Kekurangan Electronic
Fuel Injection
1. Perawatan
Harus di Bengkel Khusus
Karena motor injeksi tidak bisa di utak atik secara sembarangan,
maka perawatan atau perbaikan harus di lakukan pada bengkel resmi.
2. Modifikasi
lebih mahal
Bagi anda yang suka modifikasi motor, anda harus mengeluarkan dana
lebih jika ingin memodifikasi motor injeksi.
3. Harga
sparepart lebih mahal
Sparepart atau sukucadang motor injeksi terbilang cukup mahal.
Motor injeksi juga butuh alternator atau pembangkit listrik lebih besar.
4. Lebih
sensitif soal kelistrikan
Kerusakan kecil pada kelistrikan dapat mengakibatkan motor mati.
5. Sensitif
terhadap kualitas bahan bakar
Karena mulut injektor sangat kecil sehingga sangat sensitif
terhadap kualitas bahan bakar. Oleh karena itu disarankan menggunakan pertamax sebagai
bahan bakar motor injeksi. Selain itu, kerja catalytics converter juga
di pengaruhi kadar timbal dalam bahan bakar.
7. Cara Merawat Electronic
Fuel Injection yang Baik dan Benar
· Check
selang bahan bakar
Injektor berfungsi menyemprotkan kabut bahan bakar dengan tekanan tinggi ke
mesin yang takaran dan waktunya diatur oleh peranti Electronic Control Unit
(ECU). Selain berperan penting dalam menentukan proses pembakaran di ruang
bakar mesin, peranti ini juga sangat menentukan boros tidaknya konsumsi bahan
bakar sebuah motor.
Namun, ketepatan
sistem kerja itu juga tergantung komponen lain, termasuk selang dan pompa bahan
bakar. Bila selang kotor atau bocor, maka kerja injektor tidak akan maksimal.
Oleh karena itu, selang wajib diperiksa setelah motor menempuh jarak 2.000
kilometer.
· Check
pompa bahan bakar
Bila sepeda motor telah lebih dari 50 ribu kilometer atau kelipatannya, maka
sebaiknya dilakukan pemeriksaan pompa bahan bakar. Mendeteksi gejala masalah di
peranti ini cukup mudah.
Caranya, hidupkan
mesin motor di tempat yang tidak bising, kemudian dengarkan di bagian tangki
apakah ada suara mendenging atau mendesing. Bila hal itu terjadi, maka Anda
harus membersihkannya dan sekaligus menguras tangki bahan bakar. Melalui cara
itu, Anda akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
· Check
posisi klep injector
Meski waktu dan tekanan ke klep diatur oleh ECU yang telah diprogram oleh
pabrikan. Namun, tak jarang posisi klep mengalami perubahan karena berbagai penyebab.
Oleh karena itu, agar kerja injektor benar-benar tepat, maka pastikan klep
berada posisi yang tepat.
Artinya, tidak
terlalu renggang dan juga tidak terlampau rapat. Bila terlalu renggang maka
asupan bahan bakar ke peranti itu berlebih dan sebaliknya bila terlalu rapat.
Akibatnya, semprotan kabut bahan bakar ke ruang bakar juga tidak ideal seperti
takaran dari pabrik. Walhasil, proses pembakaran tidak sempurna dan tenaga
mesin loyo atau motor boros bahan bakar.
· Check
busi dan filter udara
Busi merupakan pemantik api yang dibutuhkan saat proses pembakaran di ruang
bakar. Ketepatan pantikan api dari busi dengan semburan bahan bakar yang
bercampur udara di ruang bakar sangat menentukan sempurna tidaknya proses
pembakaran. Proses pembakaran yang tidak sempurna selain menjadikan bahan bakar
mubazir, tenaga dari mesin pun loyo.
Oleh karena itu
bersihkan busi, atur ulang tingkat kerenggangan sumbu dan kutub busi. Begitu
pun dengan filter udara. Bila kotor segera bersihkan, sedangkan bila sel-sel
kertas telah sangat kotor atau rusak lebih baik segera menggantinya.
Pasalnya, filter
yang rusak atau kotor menjadikan hembusan udara ke ruang bakar juga terhambat.
Padahal, kesempurnaan proses pembakaran di ruang bakar mesin sangat ditentukan oleh
komposisi yang ideal antara udara dan bahan bakar
· Check
ECU
ECU merupakan otak yang mengatur keseluruhan unit injektor, baik takaran bahan
bakar yang disemprotkan maupun buka tutup klep injektor. Sehingga, bila peranti
ini terganggu maka kerja injektor juga tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya.
Satu di antaranya,
semburan bahan bakar yang tidak sesuai dengan takaran. Akibatnya, stasioner
mesin juga tidak stabil. Bila tingkat kerusakan di ECU telah parah, maka
kendaraan tidak akan bisa dijalankan alias mogok. Ada beberapa penyebab
kerusakan ECU, di antaranya adalah gangguan kelistrikan karena over supply,
voltase sumber kelistrikan rendah, korsleting akibat terkena air dan
lain-lain.
Oleh karena itu,
sangat dianjurkan untuk secara rutin memeriksa kabel kelistrikan. Bila Anda
melakukan modifikasi yang memerlukan tambahan asupan tenaga listrik, sebaiknya
dipikir ulang efeknya ke sistem kelistrikan. Pastikan keberadaan aksesoris
tambahan itu tidak berpengaruh ke sistem kelistrikan dan mengganggu ECU
· Gunakan
bahan bakar yang berkualitas
Kualitas bahan bakar sangat berpengaruh terhadap mesin injeksi. Oleh
karena itu sebaiknya anda gunakan bahan bakar berkualitas yang oktannya sesuai
dengan standar pabrik pembuatnya.
Pemakaian
bahan bakar berkualitas buruk serta oktan booster dengan spesifikasi yang tidak
sesuai dapat menyebabkan tersumbatnya lubang injektor. Sehingga berakibat spray
quality atau kemampuan menyemprot kabut gas pada injektor jadi kurang sempurna.
· Perhatikan
kondisi aki
Motor injeksi memanfaatkan kontrol elektrik sebagai penghidup mesin, penyuplai
bahan bakar ke dalam mesin. Maka jelas sekali injeksi memiliki konsumsi
listrik, dalam hal ini adalah Aki.
Oleh karena
itu perhatikan kondisi aki secara rutin, segera ganti aki motor injeksi anda
jika sudah tidak menghasilkan arus listrik yang maksimal. Jangan tunggu sampai
aki benar benar soak.
· Check
kondisi injector
Dalam membersihkan komponen injector anda sebaiknya jangan asal semprot dengan
cairan pembersih injector. Hal ini bisa mengakibatkan kinerja injektor menjadi
kurang sempurna. Biasanya untuk meningkatkan performa mesin motor injeksi,
pemiliknya kerap melepas filter udara standar atau menggantinya dengan produk
aftermarket. Akibatnya, udara kotor masuk ke dalam throttle body (TB), lalu
menempel di dinding-dindingnya. Debu dan kotoran tersebut lama-lama akan
mengerak.
Berikut hal yang harus anda
perhatian ketika membersihkan injector:
·
Cairan pembersih injektor dan
TB tidak boleh mengandung kadar solven terlampau tinggi.
·
Saat membersihkan TB,
disarankan menggunakan sarung tangan karet untuk menghindari gaya elektro
statik yang dapat mempengaruhi sensor-sensor.
·
Dibutuhkan alat khusus
(regulator) yang dapat diatur tekanannya saat menyuntik cairan pembersih
injektor.
·
Servis Injektor dan TB tiap
10.000km
· Ikut
memeriksa bagian saat servis
Motor injeksi memang dirancang agar perawatnnya lebih mudah, namun disisi lain
butuh ketilitian pada saat pengecheckan per bagian. Oleh karena ketika
melakukan service, anda sebaiknya ikut memeriksa motor anda ketika disservice,
sebab ada kalanya mekanik melakukan kecerobohan.
· Lakukan
service berkala
Lakukan
service rutin setiap 3000 km. Berikut biaya perawatan motor injeksi untuk satu tahun
· Tidak
memodifikasi lampu
Lampu
yang dimodifikasi tidak sesuai bawaan pabrik akan membuat kerja ECU bingung
dalam pembagian kelistrikan. Gunakan lampu yang sesuai watt dan voltase.
Hindari menambah aksesori lampu pada motor. Karena sistem ECU akan tidak stabil
memerintahkan tegangan dan perpengaruh terhadap kelangsungan ECU
· Panaskan
mesin sebelum digunakan
Hal
yang harus selalu dilakukan yakni, sebelum Anda pergi menggunakan motor
injeksi, ada baiknya Anda memanaskan mesinnya terlebih dulu dengan cara
menghidupkan mesin 1 sampai 5 menit.
· Kurangi
akselarasi cepat
Saat
mengendarai motor injeksi, ada baiknya Anda tidak menggebernya terlalu cepat
atau melajukan dengan cara melepas selongsongan gas dengan cepat atau lambat.
Ini biasanya akan memperpendek usia mesin motor injeksi Anda.
· Selalu
check tangki bensin
Hal
terakhir yang tidak kalah pentingnya yakni, Anda harus selalu mengecek tangki
bensin. Pastikan tangki bensin tidak pernah kosong, karena motor injeksi
dianjurkan agar tidak mengisi bensin dalam keadaan tangki kosong.
8. TUJUAN PENGAPLIKASIAN SISTEM EFI
Tujuannya
adalah sebagai berikut :
¨ meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan bakar (fuel efficiency),
¨ kinerja
mesin lebih maksimal (optimal engine performance),
¨ pengendalian/pengoperasian
mesin lebih mudah (easy handling),
¨ memperpanjang
umur/lifetime dan daya tahan mesin (durability),
¨ emisi
gas buang lebih rendah (low emissions).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya
masing-masing sensor efi mempunyai kegunaan yang berbeda, yang diatur oleh satu
otak yaitu ECU. Semua sensor dkendalikan oleh ECU sehingga mesin dapat bekerja
sempurna. Di jaman sekarang ini teknologi sangatlah berkembang pesat dimana
semua nya sudah dirancang dengan teliti, sangat bagus, dan dapat memudahkan
pekerjaan manusia. Pada dasarnya suatu penemuan itu akan terus dikembangkan
agar dapat menjadi penemuan-penemuan yang baru, tentunya penemuan yang baru itu
akan menghasilkan sesuatu kenyamanan yang berbeda atau lebih. Pembahasan kali
ini adalah menjadi sebuah bukti bahwa kemajuan teknologi sangatlah pesat,
khususnya dunia tomotif ( transportasi ). Jadi kita harus dapat mengingikuti
perkembangan teknologi yang sangat pesat ini agar bangsa kita tidak semakin
terpuruk. Bangsa yang lain sudah bisa membuat
kendaraan berat seperti yang kita bahas. Semoga makalah yang saya buat ini
bermanfaat bagi diri saya sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar